Rabu, 13 Juli 2016

CERPEN - TERLAMBAT. ~Litu Hayu



 TERLAMBAT.

“Maafin Nanda..!”. Ujar gadis itu sambil tertunduk.
“Nggak papa kok Nan. Nanda baik baik ya disana. Kakak do’ain terus kamu disini.”. Seorang laki laki yang lebih tua darinya meneguhkanya. Menyunggingkan sebuah senyum meyakinkan.
“Tapi.., Nanda takut. Nanda takut kalo Nan..”. Belum habis ia berbicara, Laki laki itu memotongnya.
“Nanda, 4 tahun itu nggak lama kok. Kita sama sama sekolah dulu. Biar kita sama sama sukses”. Potongnya. Lagi lagi senyum simpuh itu. Senyum yang sampai kapanpun akan meneguhkan hatinya. Hati gadis itu.
“Iya kak. Nanda pamit dulu. Assalamu’alaikum”. Gadis itu berlalu dengan senyum terpancar diwajahnya. Niatnya kini, benar benar sudah tak bisa digoyahkan.
“wa’alaikum salam”.

           4 tahun sudah berlalu. Begitu cepat. Tapi terlalu lama bagi gadis dengan nama lengakap Nanda Kamila.2 hari yang lalu ia telah lulus dari kuliahnya. Selama ia kuliah, ia tinggal disebuah pesantren. Banyak hal baru yang ia temui. Banyak teman dari berbagai daerah yang ia kenal. Namun, saat ini ia hanya duduk sebuah bangku kayu di salah satu taman bermain didekat rumahnya sendirian. Ia menunggu seseorang. Seseorang yang selalu membuatnya semangat. Seseorang dengan senyum simpuh yang selalu meneguhkan hatinya. Seseorang yang selama ini hilang tanpa kabar. Seseorang yang ia tunggu selama 4 tahun. Seseorang itu, Resya Sahputera. Yang kini berdiri didepanya dengan tangan membawa dua buah ice cream rasa vanilla blue. Ternyata, laki laki itu masih ingat ice cream kesukaanya. “Udah lama nunggu ya?. Sorry, tadi kedainya rame. Jadi ngantri deh.” Katanya sembari duduk disamping gadis itu dan menyodorkan ice cream vanilla blue kepadanya.
“Waaah, thanks lo udah ditraktir gini. But the way kakak apa kabar?”. Matanya berbinar. Ia terlalu senang dengan kejutan dari Resya.
“Baik. Udah gede ya sekarang?”. Matanya juga berbinar. Takjub melihat Nanda yang kini lebih dewasa. Lebih cantik.
“Yaiyalah kak.. masak kecil terus. Kakak sekarang kerja dimana?”
“Kakak kerja di Rumah Sakit Umum”
“Waah, nggak nyangka udah jadi dokter spesialis THT nih!”
“Alhamdulillah.., Kapan kapan mampir ya!”
“Pasti!”
“Kamu habis ini mau kerja dimana?”
“Aku.. habis ini.. pengen.. keliling dunia. Biar bisa jadi penulis true story.”. Katanya sambil memandang langit.
“Hebat. Emm.. sebenernya, aku ngajakin kamu meet gini ada yang mau aku omongin Nan” Air mukanya berganti sedih.
“Ngomong apa kak?. Ngomong aja.”
“Sebenernya… kakak mau ngasih ini”. Ujarnya sembari mengulurkan sebuah amplop berwarna merah terbungkus plastik. 

BERSAMBUNG...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar