TERLAMBAT.
“Maafin Nanda..!”. Ujar gadis itu
sambil tertunduk.
“Nggak papa kok Nan. Nanda baik baik
ya disana. Kakak do’ain terus kamu disini.”. Seorang laki laki yang lebih tua
darinya meneguhkanya. Menyunggingkan sebuah senyum meyakinkan.
“Tapi.., Nanda takut. Nanda takut
kalo Nan..”. Belum habis ia berbicara, Laki laki itu memotongnya.
“Nanda, 4 tahun itu nggak lama kok.
Kita sama sama sekolah dulu. Biar kita sama sama sukses”. Potongnya. Lagi lagi
senyum simpuh itu. Senyum yang sampai kapanpun akan meneguhkan hatinya. Hati
gadis itu.
“Iya kak. Nanda pamit dulu.
Assalamu’alaikum”. Gadis itu berlalu dengan senyum terpancar diwajahnya.
Niatnya kini, benar benar sudah tak bisa digoyahkan.
“wa’alaikum
salam”.
4 tahun sudah berlalu. Begitu cepat.
Tapi terlalu lama bagi gadis dengan nama lengakap Nanda Kamila.2
hari yang lalu ia telah lulus dari kuliahnya. Selama ia kuliah, ia tinggal
disebuah pesantren. Banyak hal baru yang ia temui. Banyak teman dari berbagai
daerah yang ia kenal. Namun, saat ini ia hanya duduk sebuah bangku kayu di
salah satu taman bermain didekat rumahnya sendirian. Ia menunggu seseorang.
Seseorang yang selalu membuatnya semangat. Seseorang dengan senyum simpuh yang
selalu meneguhkan hatinya. Seseorang yang selama ini hilang tanpa kabar.
Seseorang yang ia tunggu selama 4 tahun. Seseorang itu, Resya Sahputera. Yang
kini berdiri didepanya dengan tangan membawa dua buah ice cream rasa vanilla
blue. Ternyata, laki laki itu masih ingat ice cream kesukaanya. “Udah lama
nunggu ya?. Sorry, tadi kedainya rame. Jadi ngantri deh.” Katanya sembari duduk
disamping gadis itu dan menyodorkan ice cream vanilla blue kepadanya.
“Waaah, thanks lo udah ditraktir
gini. But the way kakak apa kabar?”. Matanya berbinar. Ia terlalu senang dengan
kejutan dari Resya.
“Baik. Udah gede ya sekarang?”.
Matanya juga berbinar. Takjub melihat Nanda yang kini lebih dewasa. Lebih
cantik.
“Yaiyalah kak.. masak kecil terus.
Kakak sekarang kerja dimana?”
“Kakak kerja di Rumah Sakit Umum”
“Waah, nggak nyangka udah jadi
dokter spesialis THT nih!”
“Alhamdulillah.., Kapan kapan mampir
ya!”
“Pasti!”
“Kamu habis ini mau kerja dimana?”
“Aku.. habis ini.. pengen.. keliling
dunia. Biar bisa jadi penulis true story.”. Katanya sambil memandang
langit.
“Hebat. Emm.. sebenernya, aku
ngajakin kamu meet gini ada yang mau aku omongin Nan” Air mukanya
berganti sedih.
“Ngomong apa kak?. Ngomong aja.”
“Sebenernya… kakak mau ngasih ini”.
Ujarnya sembari mengulurkan sebuah amplop berwarna merah terbungkus plastik.
BERSAMBUNG...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar